Hanggar pesawat berbadan sempit terbesar di dunia

Sebagai program ekspansi bisnis berkelanjutan yang dirancang untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan perawatan pesawat berbadan sempit, Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, anak perusahaan Garuda Indone

Sebagai program ekspansi bisnis yang berkesinambungan, yang dirancang untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan perawatan pesawat berbadan sempit, Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, anak perusahaan Garuda Indonesia, telah menyelesaikan pembangunan Hangar 4, hanggar pesawat berbadan sempit terbesar di dunia dengan kapasitas pemeliharaan hingga 16 pesawat berbadan sempit termasuk satu ruang untuk pengecatan pesawat.

Hangar 4 GMF diresmikan pada tanggal 28 September oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara RI, Rini M. Soemarno, didampingi Presiden dan CEO Garuda Indonesia, M. Arif Wibowo, di kawasan GMF AeroAsia Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia.

Menteri Rini M. Soemarno menjelaskan Hangar 4 diharapkan tidak hanya memberikan dukungan yang lebih kuat terhadap bisnis utama Garuda Indonesia Group, tetapi juga meningkatkan pendapatan perseroan. “Hangar 4 akan memperkuat posisi GMF sebagai pemain global di industri Maintenance Repair and Overhaul (MRO) dunia,” tambahnya.

Presiden & CEO Garuda M. Arif Wibowo menyatakan, peningkatan kapasitas GMF dengan adanya Hangar 4 merupakan bentuk dukungan nyata GMF AeroAsia sebagai anak perusahaan terhadap program ekspansi bisnis berkelanjutan Garuda Indonesia. “Pada tahun 2020, Garuda Indonesia Group akan mengoperasikan total 241 pesawat. Selain itu, Hangar 4 merupakan inisiatif strategis GMF AeroAsia dalam merebut sebagian besar pasar perawatan pesawat berbadan sempit di Asia Pasifik, yang diperkirakan akan menjadi pemimpin pasar di bisnis MRO, dan selanjutnya menjadi pemimpin pasar untuk perusahaan-perusahaan terbesar. bisnis perawatan pesawat selama lima tahun ke depan,” tambah Arif.

Di tengah pesatnya pertumbuhan dan ekspansi industri penerbangan Indonesia, kehadiran Hangar 4 menjadi peluang bisnis baru dan investasi prospektif untuk memperkuat industri MRO nasional. Didukung oleh ribuan pekerja berketerampilan tinggi, Hangar 4 diharapkan dapat mendukung maskapai lokal dan internasional secara maksimal dalam memenuhi standar keselamatan penerbangan global serta aksesibilitas persyaratan suku cadang.

President & CEO GMF AeroAsia, Richard Budihadianto menjelaskan, konsep Hangar 4 adalah “The Butterfly”, terdiri dari dua sayap, dengan area perkantoran dan workshop di tengah Hangar. “Konsep ini lahir dari kesediaan untuk memiliki Hangar berstandar internasional dan berdesain futuristik. Dari segi operasional, Hangar 4 GMF AeroAsia sangat efektif karena pergerakan pesawat akan lebih leluasa,” imbuhnya.

“Desain Hangar 4 yang unik dibuktikan dengan penerapan konsep ramah lingkungan. Konsep bangunan ramah lingkungan ini merupakan tanggung jawab GMF terhadap bumi. Konsep ini tertuang dalam konstruksi khusus Hangar, seperti skylight pada atap dan Kaca Panasap pada dinding Hangar untuk membantu mengoptimalkan sinar matahari alami, pada lantai dua (kantor), terdapat dinding tirai dengan kaca laminasi untuk memaksimalkan cahaya. sirkulasi untuk tampilan modern dan transparan, langit-langit aluminium meminimalkan turbulensi udara, sedangkan atap telah dirancang agar air dapat mengalir dengan mudah sehingga mengurangi dampak pada fasad. Hangar 4 menggunakan lampu Metal Halide sehingga menghasilkan cahaya putih dan konsumsi listrik rendah,” kata Richard.

Seluruh pembangunan Hangar 4 GMF diselesaikan oleh warga negara Indonesia dan Hangar ini dibangun di atas lahan seluas 66.940 m2 dengan tersedia 64.000m2 untuk area produksi dan 17.600 m2 untuk ruang perkantoran. Hangar 4 mempunyai kemampuan untuk merawat 16 pesawat berbadan sempit sekaligus dan satu bay juga didedikasikan untuk pengecatan pesawat. Hangar 4 GMF dapat menampung 16 pesawat berbadan sempit dalam formasi paralel, dengan perawatan berat dan ringan, modifikasi winglet, perbaikan struktur, modifikasi interior, pengecatan dan perawatan lainnya tersedia.

Pemanfaatan Hangar 4 GMF akan selesai secara bertahap sehingga diharapkan mencapai kapasitas penuh (16 slot dioperasionalkan) pada tahun 2018. Pada tahun 2016, GMF memperkirakan akan menyelesaikan 209 proyek pemeliharaan, yang kemudian akan meningkat pada tahun depan menjadi 250 proyek pemeliharaan, dengan 313 proyek pemeliharaan diharapkan pada tahun 2018.

Dengan adanya penambahan kapasitas perawatan pesawat, maka diproyeksikan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam rencana kerja perawatan pesawat pada tahun 2016 sebanyak 121 orang, tahun 2017 sebanyak 179 orang, dan tahun 2018 sebanyak 238 orang. Dengan kata lain, GMF akan menciptakan banyak lapangan kerja baru sebanyak 438 orang dalam tiga tahun ke depan.

Pemanfaatan Hangar 4 GMF akan selesai secara bertahap dan akan mencapai kapasitas penuh pada tahun 2018. Saat ini GMF mempunyai 167 proyek pesawat berbadan sempit dan diperkirakan akan bertambah dari 167 menjadi 313 proyek atau meningkat sebesar 87 persen pada tahun 2018. proyeksi kenaikan pendapatan dari Hangar 4 GMF dipatok sebesar USD 86 juta atau 150 persen dari pendapatan eksisting. “Saat ini pendapatan dari kapasitas hanggar Narrow Body yang ada saat ini sebesar USD 57 juta, sehingga dengan adanya hanggar baru ini, pada tahun 2018 pendapatan GMF diproyeksikan meningkat menjadi USD 143 juta,” kata Richard.

<

Tentang Penulis

Linda Hohnholz

Pemimpin redaksi untuk eTurboNews berbasis di markas eTN.

Bagikan ke...