Thailand tampaknya sedang mempertimbangkan untuk mengusulkan pembentukan kawasan mirip Schengen di Asia Tenggara dengan tujuan menarik lebih banyak wisatawan kaya ke wilayah tersebut.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin dilaporkan telah mengusulkan konsep “Zona Pan-Asia Tenggara” kepada para pemimpin di Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Negara-negara ini telah terlibat dalam diskusi ekstensif mengenai inisiatif ini selama beberapa bulan terakhir.
Usulan tersebut mencakup penciptaan wilayah yang menyerupai zona perjalanan tidak terbatas di Uni Eropa. Hal ini akan memungkinkan wisatawan untuk melakukan perjalanan tanpa visa ke enam negara tetangga, sehingga meningkatkan potensi pendapatan per wisatawan, seperti yang dinyatakan oleh Thavisin. Meskipun laporan ini tidak merinci tahapan diskusi saat ini, sebagian besar pemimpin telah menyatakan dukungan mereka terhadap konsep ini.
Selama bertahun-tahun, telah terjadi pembahasan mengenai pembentukan zona serupa Schengen di wilayah tersebut. Di 2011, ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) mengumumkan niatnya untuk mengembangkan sistem visa terpadu untuk perjalanan yang lancar. Namun, kemajuan tersebut terhambat oleh kesenjangan besar dalam peraturan visa di negara-negara anggota.
Menerapkan skema visa tunggal saat ini bisa jadi cukup menantang, karena memerlukan persetujuan yang terkoordinasi di berbagai negara dengan kriteria imigrasi yang berbeda-beda. Berbeda dengan Uni Eropa, yang memiliki kriteria standar, penerapan skema bebas visa secara bertahap akan lebih memungkinkan dilakukan di setiap negara.
Jika diterapkan dengan benar, program ini berpotensi membawa hasil positif tidak hanya bagi sektor pariwisata lokal, namun juga bagi perjalanan bisnis dan perdagangan.
Berdasarkan data resmi, jumlah kunjungan wisatawan asing pada tahun 2023 dilaporkan mencapai 70 juta di enam negara tersebut. Perlu dicatat bahwa Thailand dan Malaysia bersama-sama menyumbang lebih dari 50% kedatangan ini.
paham kami memainkan peran penting dalam perekonomian Thailand, memberikan kontribusi sekitar 12% terhadap PDB negara yang berjumlah hampir $500 miliar. Pada tahun 2023, negara ini mengalami peningkatan kunjungan wisatawan asing sebesar 20%, mencapai lebih dari 27 juta, yang merupakan angka tertinggi pasca pandemi COVID-19. Namun demikian, Bangkok bertujuan untuk meningkatkan angka ini menjadi 80 juta pada tahun 2027 untuk meningkatkan pendapatan yang dihasilkan dari sektor pariwisata.