Yogyakarta bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah tersebut

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah daerah di Yogyakarta sedang berupaya mengelola dan mengembangkan tempat-tempat wisata, khususnya desa wisata, untuk menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah tersebut.

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah daerah di Yogyakarta sedang berupaya mengelola dan mengembangkan tempat-tempat wisata, khususnya desa wisata, untuk menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah tersebut.

Dengan beragam daya tarik alam, budaya, dan sejarah yang dimilikinya, Kabupaten Bantul diharapkan dapat mendukung berkembangnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi destinasi wisata utama di Indonesia.

Kantor berita Indonesia Antara melaporkan pemerintah daerah berupaya mengelola tempat-tempat wisata untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata, dan mendorong kegiatan ekonomi masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Di antara banyak tempat wisata yang ditawarkan Bantul adalah Agro Park Orchard, pusat batik kayu, dan desa wisata pantai Dlingo, Sendangsari, Pajangan dan Kuwaru.

Bantul memiliki sekitar 20 desa wisata, namun belum ada peraturan daerah yang mengelola dan mengembangkannya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan memperkenalkan kegiatan ekonomi kreatif.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat sedang menyusun peraturan daerah untuk mengelola dan mengembangkan desa wisata di daerah tersebut, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bambang Priharyanto di Bantul, Jumat.

“Rancangan peraturan tersebut sedang dibahas di tingkat legislatif, dan kami berharap dapat segera disahkan untuk pengelolaan dan pengembangan desa wisata di sini,” kata Bambang.

Desa wisata dapat dikelola dengan baik jika ada strategi pengembangannya baik dengan bantuan koperasi maupun langsung oleh kelompok sadar wisata, kata Bambang.

Perda tersebut sedang dipetakan berdasarkan arahan Kementerian Dalam Negeri untuk mengetahui kontribusi desa wisata kepada masyarakat setempat dan pemerintah, tambahnya.

“Kementerian Dalam Negeri sering menanyakan seberapa besar kontribusi desa wisata terhadap pendapatan daerah, menandakan niat Kementerian untuk membuat Perda,” ujarnya.

Selain Bantul, Kabupaten Gunung Kidul di Yogyakarta juga berupaya mempromosikan dan mengembangkan tempat wisatanya dalam kerangka Misi Pengembangan Investasi Pariwisata.

Misi Pembangunan tersebut akan fokus pada wisata alam, wisata desa, wisata budaya, dan wisata minat khusus, kata Juru Bicara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunung Kidul Syarief Armunanto baru-baru ini.

“Pemerintah daerah akan meningkatkan upaya peningkatan sarana prasarana di tempat-tempat wisata di kabupaten tersebut,” kata Syarief.

Menurutnya, Gunung Kidul memiliki banyak wisata alam seperti air terjun Ngrancah di Desa Ngleri dan pantai Gesing, Ngrenehan, Ngobaran, Baron, Krakal, Sunduk, Watu Lawang, Drini dan Sepanjang yang masih alami, serta beberapa desa wisata.

Selain itu, Kabupaten Gunung Kidul juga memiliki beberapa spot wisata budaya di Gunung Gambar dan Wonokobaran, tambah Syarif.

Beberapa desa wisata populer Gunung Kidul antara lain Putat, Nglanggeran, Bendung, Ngeposari, Beji, Bleberan, Umbulrejo, dan Kemadang.

“Dalam upaya mengembangkan desa wisata tersebut, petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunung Kidul akan memberikan pelatihan bahasa Inggris dan manajemen pariwisata kepada masyarakat desa,” jelas Syarief.

Sementara itu, Ketua Yayasan Widya Budaya Widi Utaminingsih mengatakan, bersama dengan tempat wisata lainnya, desa wisata akan meningkatkan pengalaman wisatawan secara keseluruhan.

“Setiap desa wisata di Yogyakarta memiliki budaya dan tradisinya masing-masing, serta diberkahi dengan keindahan alam yang unik,” kata Widi seraya menambahkan Yayasan Widya Budaya memiliki kepedulian terhadap sektor pariwisata dan pengembangan budaya di daerah tersebut.

Setiap tempat wisata pedesaan memiliki lahan pertanian, peternakan, dan atraksi budaya yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan, ujarnya.

Menurutnya, setidaknya ada 50 desa di Yogyakarta yang bisa dikembangkan menjadi tempat wisata pedesaan.

“Idealnya desa wisata harus memiliki unsur lokal sehingga wisatawan mempunyai pengalaman unik. Selain itu, karakter lokal suatu desa wisata juga harus tercermin dari sarana akomodasi dan transportasinya, serta penyajian informasi sejarahnya,” ujarnya.

Terdapat beberapa desa wisata populer di provinsi Yogyakarta di Kabupaten Sleman, Kulonprogro, Bantul, Kota Yogyakarta, dan Gunungkidul.

Di Kabupaten Sleman, masyarakat setempat sedang bekerja keras mengembangkan desa wisata.

“Kegigihan dan semangat warga desa turut andil dalam kemajuan desa wisata di Sleman,” kata Untoro Budiharjo, juru bicara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

Pengembangan desa wisata di kabupaten ini didasarkan pada prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, ujarnya.

Di desa wisata, tradisi dan budaya masyarakat setempat dilestarikan agar tidak tersentuh globalisasi.

Untuk mengembangkan sektor pariwisata pedesaan, masyarakat lokal harus meningkatkan infrastruktur, termasuk transportasi, layanan medis, akomodasi, dan telekomunikasi.

Untuk mempromosikan wisata pedesaan secara internasional, Ketua Yayasan Widya Budaya menghimbau para pengelola desa wisata untuk menggunakan media digital dalam mempublikasikan desanya.

“Mempromosikan desa dengan menggunakan media digital akan efektif karena informasinya dapat diakses oleh siapa saja di belahan dunia manapun,” kata Widi.

<

Tentang Penulis

Linda Hohnholz

Pemimpin redaksi untuk eTurboNews berbasis di markas eTN.

Bagikan ke...