Marriott mencantumkan Hong Kong, Taiwan, dan Tibet sebagai negara, yang segera membuat marah China

0a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1-4
0a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1a1-4

Marriott memancing kemarahan dari netizen China yang dilaporkan menyerukan agar jaringan hotel diboikot.

Pihak berwenang China sedang menyelidiki jaringan hotel Marriott yang terkenal di dunia setelah meminta pelanggannya untuk mengisi kuesioner di mana Hong Kong, Taiwan, dan Tibet dilaporkan terdaftar sebagai negara terpisah.

Pejabat Shanghai mengeluarkan pemberitahuan Rabu malam, mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan apakah kuesioner berbahasa Mandarin Marriott International melanggar undang-undang tentang periklanan atau keamanan siber nasional. "Regulator urusan dunia maya dan biro pengawasan pasar di Huangpu [distrik Shanghai] telah memperhatikan insiden Marriott International yang mencantumkan Daerah Otonomi Tibet di China sebagai sebuah negara dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpinnya pada hari Selasa dan Rabu," kata pernyataan itu, China. laporan media.

Kejanggalan pertama kali menarik perhatian pelanggan Marriott yang mengaku telah menerima email yang mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam survei. Ketika mereka mulai mengisi informasi tentang kabupaten tempat tinggal mereka, mereka menemukan bahwa pilihannya termasuk Hong Kong, Makau, Taiwan dan Tibet. Hal itu langsung menuai kemarahan dari netizen Tiongkok yang dikabarkan menyerukan agar jaringan hotel diboikot.

Marriott mengatakan "sangat menyesal atas kuesioner", menambahkan bahwa manajemen menyadari bahwa kesalahan tersebut "akan sangat mengecewakan pelanggan China kami." "Untuk saat ini, kami telah menangguhkan kuesioner dan [akan] segera menetapkan pilihan," kata raksasa hotel itu dalam sebuah pernyataan di Sina Weibo, seperti dikutip oleh Global Times.

Sementara tiga dari empat wilayah yang disebutkan dalam survei tersebut adalah wilayah otonom Cina (Hong Kong, Makau, dan Tibet), wilayah keempat, Taiwan, menganggap dirinya sebagai negara berdaulat. Beijing, bagaimanapun, mengatakan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China, "tidak pernah menjadi negara dan tidak akan pernah bisa menjadi negara."

<

Tentang Penulis

Pemimpin Redaksi Penugasan

Pemimpin redaksi Tugas adalah Oleg Siziakov

1 Pesan
Terbaru
sulung
Masukan Inline
Lihat semua komentar
Bagikan ke...