Program multi-situs senilai $50 juta telah menyelesaikan Tes Penerimaan Lokasi (SAT) kedua, mencapai tonggak penting untuk pertahanan utama, keselamatan dan solusi pengawasan. Program ini akan berjejaring dari pusat komando nasional terpusat.
Sistem keamanan akan menggunakan sistem intelijen hybrid berpemilik yang disebut NiDar. Solusi Komando dan Kontrol Area Gabungan ini akan memanfaatkan sistem yang dipasang oleh MARSS. Sistem ini mengintegrasikan berbagai sensor dan efektor yang akan melindungi lokasi dari ancaman berawak dan tak berawak seperti sistem pesawat tak berawak (UAS), kendaraan permukaan tak berawak (USV), dan kendaraan bawah air tak berawak (UUV).
Menggunakan kecerdasan buatan (AI) bersama dengan teknik algoritmik dan keahlian domain yang digerakkan oleh manusia, antarmuka pengguna tunggal dibuat untuk melindungi dari ancaman udara, permukaan, dan bawah air.
Radar, sistem sonar, dan kamera akan memberikan perlindungan jarak pendek hingga menengah di 9 lokasi dengan satu gambar pengawasan taktis.
Sistem tersebut berhasil mendeteksi dan melacak ancaman udara dan permukaan pada pengujian kedua menggunakan klasifikasi berbasis kecerdasan buatan dalam bentuk penampang radar serta memberikan penanggulangan kekalahan ancaman. Dengan menggunakan AI, siklus keputusan dalam menanggapi potensi ancaman sangat berkurang pada rentang yang lebih besar dan juga menurunkan tingkat alarm palsu dengan kinerja yang lebih baik.
Di Amerika Serikat, sistem radar canggih digunakan untuk pengawasan udara, darat, dan laut untuk melindungi warga Amerika dari invasi infrastruktur. Tujuan program ini adalah untuk mencegah terorisme serta pergerakan ilegal obat-obatan terlarang, barang selundupan, dan manusia. Sistem ini juga menggunakan informasi dari data pesawat dan bandara yang disediakan oleh pihak Jawatan Penerbangan Federal (Administrasi Penerbangan Federal) dan menanggapi permintaan dari penegak hukum tentang tersangka tertentu serta tip informasi dari masyarakat umum. Semua ini mungkin termasuk rekaman operasi dan data peristiwa. Dalam kasus khusus ini, alat keputusan Penilaian Dampak Privasi (PIA) digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko privasi dengan memberi tahu publik informasi apa yang dikumpulkan, mengapa dikumpulkan, dan bagaimana informasi itu akan digunakan, diakses, dibagikan, dijaga, dan disimpan.
Grafik Timur Tengah negara termasuk Aljazair, Bahrain, Mesir, Iran, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yaman