Presiden Dewan Pariwisata Afrika pada penutupan Ramadhan

Presiden Dewan Pariwisata Afrika pada penutupan Ramadhan
Bosard Pariwisata Afrika pada penutupan Ramadhan

Ramadhan dimulai tahun ini pada Senin, 12 April, dan berakhir hari ini pada Rabu, 12 Mei.

  1. Ada perbedaan mencolok antara Ramadhan tahun lalu saat pandemi pertama kali dimulai dan tahun ini.
  2. Masjid telah berubah dari kosong pada awal COVID-19 menjadi sholat berjamaah yang berlangsung tahun ini dengan jarak sosial.
  3. Presiden Dewan Pariwisata Afrika menyerukan untuk berkumpul menjadi satu.

Alain St. Angge, Presiden Dewan Pariwisata Afrika dan Sekretaris Jenderal Forum Ekonomi Kecil Menengah AFRICA ASEAN (FORSEAA) saat ini sedang menjalankan misi kerja di Indonesia pagi ini. Selama perjalanannya, dia berhenti sejenak untuk menyampaikan ucapan selamat Ramadhan kepada komunitas Muslim di seluruh dunia saat bulan suci ini akan segera berakhir.

St Angge berkata atas nama Badan Pariwisata Afrika bahwa periode perayaan ini juga harus menjadi waktu untuk refleksi. “Dunia telah berubah sejak kita memasuki era pandemi COVID-19. Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan semua orang, tidak peduli warna kulit, agama, atau kebangsaan untuk bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi permulaan pasca-COVID di ekonomi kita masing-masing. Kita semua membutuhkan ini untuk keluarga, teman, dan rekan senegara kita, ”kata St. Ange.

Dalam kalender Islam, jatuh pada bulan kesembilan dan diakui di antara bulan paling suci. Selama sebulan penuh, puasa dan doa berada di garis depan kehidupan sehari-hari. Kata yang tepat Ramadan berasal dari kata Arab ramad, yang menggambarkan sesuatu yang sangat kering atau panas terik oleh matahari.

Di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, ketika kasus COVID-19 meningkat, vaksin diberikan sementara pada saat yang sama pemerintah melonggarkan pembatasan. Masjid diizinkan untuk buka untuk sholat Ramadhan dengan protokol kesehatan yang ketat termasuk jarak sosial. Ini jauh lebih baik daripada Ramadhan pada tahun 2020 ketika masjid-masjid kosong karena umat Islam didesak untuk sholat di rumah selama bulan suci daripada berkumpul di tempat yang ramai dan berisiko menyebarkan virus.

Dan di jalan-jalan, mal dan kafe buka, dan orang yang lewat bisa melihat lagi tirai yang melindungi pemandangan makanan dari orang-orang yang berpuasa. Di negara tetangga Malaysia, pasar terbuka yang menjual makanan, minuman, dan pakaian dibuka.

<

Tentang Penulis

Linda Hohnholz, editor eTN

Linda Hohnholz telah menulis dan mengedit artikel sejak awal karir kerjanya. Dia telah menerapkan hasrat bawaan ini ke tempat-tempat seperti Universitas Pasifik Hawaii, Universitas Chaminade, Pusat Penemuan Anak Hawaii, dan sekarang TravelNewsGroup.

Bagikan ke...