Berdasarkan tren yang diamati oleh IATO dan diskusi dengan pemangku kepentingan FTA (Kedatangan Turis Asing) lainnya, badan tersebut menilai bahwa FTA di India masih belum menyentuh level 2019 pada tahun keuangan lalu.
Meskipun pentingnya pariwisata masuk sebagai penghasil devisa asing yang berharga dan alat diplomasi lunak tidak dapat diabaikan, India sebagai destinasi dengan keindahan alam yang begitu mentah masih berkinerja jauh di bawah potensinya.
Untuk melangkah maju, IATO telah menulis surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi untuk meminta alokasi anggaran segera sebesar Rs 1000 crore di bawah “Kampanye India yang Luar Biasa” dan pembentukan Dewan Pariwisata India di bawah kepemimpinan PM dengan tujuan khusus untuk meningkatkan FTA. IATO menyatakan bahwa langkah-langkah ini diperlukan sekarang, karena musim mendatang tinggal beberapa bulan lagi dan dapat membantu meningkatkan pariwisata masuk pada tahun anggaran ini.
Presiden IATO, Bapak Ravi Gosain, mengatakan:
“Ketika perdagangan global menghadapi gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena perang tarif dan pergeseran geopolitik, ekspor pariwisata tidak terpengaruh oleh kendala tersebut.”
“Tidak seperti barang, ekspor pariwisata India (yaitu, wisatawan asing yang berbelanja di India), yang tidak berbasis tarif, mendatangkan pendapatan devisa langsung ke negara tersebut. Hal ini menempatkan pariwisata masuk sebagai kontributor yang stabil, berkelanjutan, dan langsung ke neraca berjalan India dengan devisa yang berharga, penciptaan lapangan kerja, dan menyeimbangkan defisit perdagangan valas. Namun, sayangnya, negara tersebut tertinggal dalam upayanya untuk menarik wisatawan asing.”
"Mengingat setiap pengunjung asing ke India menjadi duta budaya, warisan, nilai-nilai India, dan dampak pengganda yang sangat besar yang dimilikinya dalam hal pembangkit lapangan kerja dan pendapatan bersih yang diperolehnya, kita masih belum menghargainya sebagaimana mestinya. Sektor ini sendiri memiliki potensi untuk berkontribusi 1-2% terhadap PDB dan, oleh karena itu, mesin ini perlu dinyalakan," pinta Gosain.
“Untuk meningkatkan jumlah FTA selain langkah-langkah yang disarankan di atas, kita perlu menyederhanakan fasilitasi Visa, memperluas cakupan e-Visa, mempercepat visa turis grup, dan menjajaki keringanan biaya Visa untuk negara-negara tertentu. Lebih jauh, kita perlu memberi insentif kepada maskapai penerbangan internasional dan penyewaan pesawat untuk meningkatkan konektivitas udara ke sirkuit pariwisata utama, terutama di destinasi tingkat 2 dan 3,” tambah Gosain.
Asosiasi Operator Tur India (IATO) merupakan badan puncak nasional operator tur masuk dan bekerja sama erat dengan pemerintah serta pemangku kepentingan perhotelan lainnya terkait masalah kebijakan yang terkait dengan kedatangan wisatawan asing di negara tersebut.