PM Jepang: Krisis utang Eropa risiko terbesar bagi perekonomian dunia

Davos-Klosters, Swiss – Diwawancarai melalui videolink dari Tokyo, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pada diskusi panel tentang risiko, yang diselenggarakan oleh NHK pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di

Davos-Klosters, Swiss – Diwawancarai melalui videolink dari Tokyo, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pada diskusi panel tentang risiko, yang diselenggarakan oleh NHK pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos-Klosters, bahwa Jepang melihat krisis utang Eropa sebagai risiko utama pada cakrawala saat ini. Noda mengatakan Jepang sudah bekerja sama dengan Korea Selatan dan India untuk mengurangi risiko penyebaran krisis ke Asia, dan negara itu siap membantu di Eropa. "Jepang siap mendukung Zona Euro sebanyak mungkin," katanya.

Beralih ke situasi di Jepang, Noda mengatakan pemulihan dari gempa bumi, tsunami, dan krisis nuklir tahun lalu sudah berjalan dengan baik, dan sudah saatnya investor mencari peluang di Jepang. Perdana Menteri mengatakan dia sadar bahwa pasar internasional mengawasi Jepang dengan cermat. Tujuan negara saat ini adalah pertumbuhan berkelanjutan dengan disiplin fiskal, yang kemungkinan akan melibatkan peningkatan pajak serta pemotongan anggaran, sambil mempertahankan sistem jaminan sosialnya.

Noda mengakui bahwa Jepang masih mengalami kekurangan tenaga listrik dengan hilangnya reaktor nuklir Fukushima, tetapi langkah-langkah konservasi dan meningkatnya kesiapan masyarakat untuk tidak menyia-nyiakan listrik telah berhasil mengimbangi kekurangan tersebut. Bencana tahun lalu membantu memicu semangat inovasi baru dan Jepang mengalami minat baru dalam energi terbarukan, baterai penyimpanan, dan jaringan pintar.

Mengenai politik dalam negeri Jepang, Noda menjanjikan kepemimpinan yang lebih tegas dan memisahkan diri dari politik masa lalu yang bimbang.

APA YANG PERLU DIPERHATIKAN DARI PASAL INI:

  • Noda said that Japan is already working with South Korea and India to reduce the risk of the crisis spreading to Asia, and the country is ready to help out in Europe.
  • Noda acknowledged that Japan is still experiencing a shortage of electric power with the loss of the Fukushima nuclear reactor, but conservation measures and a growing readiness of the public not to waste electricity has managed to compensate for the shortfall.
  • Turning to the situation in Japan, Noda said that recovery from last year's earthquake, tsunami and nuclear meltdown is already well under way, and that it is time for investors to look for opportunities in Japan.

<

Tentang Penulis

Linda Hohnholz

Pemimpin redaksi untuk eTurboNews berbasis di markas eTN.

Bagikan ke...