Indonesia dan Tanzania untuk Menggali Potensi Pariwisata

IMG_4505
IMG_4505
Ditulis oleh Dmitro Makarov

Indonesia telah meluncurkan paket langkah-langkah untuk membantu Tanzania mengeluarkan potensi pariwisata, karena berupaya menjalin hubungan dekat dengan negara yang kaya sumber daya itu.

September 29, 2018

Indonesia telah meluncurkan paket langkah-langkah untuk membantu Tanzania mengeluarkan potensi pariwisata, karena berupaya menjalin hubungan dekat dengan negara yang kaya sumber daya itu.

Dalam interaksi perdananya dengan anggota Tanzania Association of Tour Operators (TATO) di Arusha, Duta Besar Indonesia untuk Tanzania, Prof. Ratlan Pardede berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menarik wisatawan Indonesia secara besar-besaran.

“Saya akan mempromosikan tempat-tempat wisata Tanzania yang melimpah di tanah air dan mendorong para pemuda untuk datang dan menjelajahi negara ini sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan pariwisata” Prof. Pardede mengatakan kepada anggota TATO.

Diplomat Indonesia yang baru-baru ini mencicipi Serengeti, taman nasional unggulan Tanzania, mengatakan dia juga akan membina hubungan yang kuat antara TATO dan Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) untuk bekerja sama dalam mempromosikan kedua negara untuk saling menguntungkan.

Taman Nasional Serengeti Tanzania adalah taman safari terbaik di Afrika karena jumlah, keragaman satwa liar, kelimpahan predator, dan migrasi rusa kutub yang spektakuler.

Menurut peringkat terbaru oleh wisatawan safari dan pakar perjalanan Afrika, Taman Nasional Serengeti disurvei 4.9 dari 5, muncul sebagai pemenang.

Chief Executive Officer TATO, Mr Sirili Akko yang mempelopori pembicaraan mengatakan ide di balik interaksi tersebut adalah bagian dari pendekatan komprehensif untuk mempromosikan atraksi wisata Tanzania di Asia, pasar perjalanan dan pariwisata terbesar yang sedang berkembang.

Lebih lanjut Akko mengatakan bahwa TATO telah memutuskan untuk mendiversifikasi pasar wisatanya dari sumber-sumber lama negara-negara barat dan beberapa mitra Afrika.

Kurangnya penerbangan langsung antara Dar es Salaam dan Jakarta ditambah dengan sedikit informasi tentang tempat-tempat wisata di Tanzania di antara orang Indonesia, disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sedikitnya wisatawan dari negara Asia Tenggara.

Namun, KBRI Dar es Salaam optimistis akan ada peningkatan antara dua hingga lima persen di tahun-tahun mendatang dari 350 pelancong dari Indonesia saat ini.

Industri pariwisata Indonesia sedang booming, kata Prof. Pardede, seraya menambahkan bahwa kebijakan bebas visa negara adalah salah satu rahasia di balik perkembangan pariwisata.

Pada tahun 2017, negara ini menyambut lebih dari 14 juta pengunjung luar negeri, meningkat lebih dari 2 juta dari tahun sebelumnya.

Peningkatan pengunjung yang cepat ini, dan miliaran dolar dalam mata uang asing yang mengalir bersama mereka, tampaknya akan terus berlanjut.

Ini bukan hanya kebetulan, melainkan hasil dari upaya pemerintah yang terkoordinasi dan strategis untuk mendorong pertumbuhan industri.

Pada tahun 2015 Kementerian Pariwisata menetapkan target 20 juta pengunjung asing pada tahun 2019.

Pada saat itu, dengan angka berkisar sekitar 9 juta, ini tampaknya menjadi target yang optimis tetapi data terbaru menunjukkan bahwa mereka sedang dalam kecepatan untuk mencapainya atau hampir mendekati.

Pertanyaannya kemudian adalah apa yang mendorong pertumbuhan yang cepat ini?

Jawabannya tampaknya cukup jelas: dengan terpilihnya Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, pemerintah menetapkan tolok ukur yang jelas tentang apa yang ingin dicapai di sektor pariwisata, kemudian merancang dan menerapkan berbagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut.

Upaya tersebut terbantu dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang meningkatkan daya pikat Indonesia sebagai destinasi wisata yang terjangkau.

Tapi itu hanya satu bagian dari gambaran yang lebih besar yang mencakup upaya multifaset untuk merestrukturisasi Kementerian Pariwisata, memasarkan Indonesia lebih agresif sebagai tujuan wisata, memberlakukan reformasi regulasi untuk menarik investasi, dan menargetkan tujuan strategis di luar Bali untuk pengembangan dan promosi.

Sejak program ini dimulai pada tahun 2015, industri ini telah berkembang pesat, menghasilkan kesibukan ekonomi dan menciptakan ratusan ribu pekerjaan.

Pada tahun 2015, kementerian meluncurkan rencana strategis 5 tahun baru yang menetapkan tujuan yang jelas untuk dicapai pada tahun 2019.

Ini termasuk jumlah pengunjung 20 juta, serta menarik Rupiah. 240 triliun ($17.2 miliar) dalam valuta asing, mempekerjakan 13 juta orang di industri dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDB nasional hingga 8 persen.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kementerian pertama kali dirombak. Sebelum tahun 2015, pengembangan dan promosi pariwisata dikelompokkan di bawah payung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, artinya selain promosi pariwisata, kementerian juga bergerak dalam pembiayaan dan produksi film, seni dan musik yang mewakili budaya dan masyarakat Indonesia. .

Restrukturisasi 2015 memisahkan kegiatan ekonomi kreatif, memungkinkan kementerian untuk fokus lebih sempit hanya pada pengembangan dan pemasaran destinasi wisata.

Seiring dengan mandat yang lebih sempit ini, ia juga menerima peningkatan anggaran yang signifikan. Misalnya, anggaran untuk pemasaran luar negeri pada tahun 2016 adalah Rp 1.777 triliun ($127 juta), lebih besar dari anggaran seluruh kementerian untuk tahun 2014.

<

Tentang Penulis

Dmitro Makarov

Bagikan ke...