Kota-kota pesisir China mengalami kebangkitan dalam pariwisata pelayaran internasional, didorong oleh pelonggaran peraturan visa dan peningkatan aksesibilitas bagi pengunjung asing.
Yang memimpin kebangkitan ini adalah Terminal Pelayaran Internasional Wusongkou Shanghai, yang melaporkan 78 kedatangan pelayaran dan lebih dari 480,000 kunjungan penumpang pada kuartal pertama tahun 2025, termasuk hampir 30,000 pelancong internasional.
Angka-angka ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan dengan jangka waktu yang sama pada tahun 2024, ketika terminal hanya menangani 28 kedatangan kapal pesiar dan 192,000 kunjungan penumpang, dengan hanya 2,900 pelancong internasional.
Perubahan haluan ini menyusul penerapan pengecualian visa 15 hari untuk rombongan wisata pesiar internasional pada bulan Mei 2024, bersamaan dengan penyederhanaan prosedur transit dan keberangkatan untuk penumpang pesiar asing yang memenuhi syarat.
Modifikasi ini telah meningkatkan aksesibilitas wisata pantai bagi pengunjung internasional, menghidupkan kembali sektor pariwisata masuk Tiongkok pasca pandemi.
Dibandingkan dengan angka sebelum pandemi, pertumbuhan yang diamati di Wusongkou cukup signifikan. Data untuk tahun 2025 menunjukkan peningkatan sebesar 44.44 persen dalam kedatangan kapal pesiar dan peningkatan sebesar 7.7 persen dalam jumlah penumpang secara keseluruhan dibandingkan dengan jangka waktu yang sama pada tahun 2019. Volume pengunjung asing telah pulih hingga sekitar 75 persen dari level tahun 2019, yang menunjukkan peningkatan yang konsisten dalam minat global.
Selain itu, terminal tersebut mencapai rekor baru pada tanggal 16 Maret, saat menerima 4,800 kedatangan internasional dalam satu hari, menandai jumlah harian tertinggi penumpang kapal pesiar asing sejak didirikan pada tahun 2011.
Yang turut berkontribusi terhadap tren positif ini, dua perusahaan pelayaran internasional terkemuka—AIDAstella dan Mein Schiff 6—melakukan kunjungan pertama mereka ke Shanghai tahun ini.
Mein Schiff 6 dijadwalkan tiba di terminal pada tanggal 19 hingga 20 April, membawa lebih dari 2,000 penumpang, sekitar 90 persen di antaranya berasal dari Jerman dan negara-negara Nordik.
Lonjakan aktivitas pelayaran ini menyoroti inisiatif berkelanjutan Tiongkok untuk membangun dirinya sebagai pusat pariwisata global dengan peraturan yang lebih terbuka dan ramah wisatawan.
Setelah diperkenalkannya kebijakan uji coba signifikan pada bulan Desember 2023 yang memberikan pengecualian visa unilateral, Tiongkok telah memperluas akses bebas visa bagi pengunjung dari 38 negara, yang memungkinkan mereka untuk tinggal hingga 30 hari.
Pada akhir tahun 2024, Tiongkok semakin melonggarkan peraturan transit, yang memungkinkan pelancong yang memenuhi syarat dari 54 negara untuk masuk melalui pelabuhan tambahan tanpa visa dan tinggal hingga 10 hari saat bepergian ke tujuan ketiga.
Tiongkok telah menyederhanakan proses bagi orang asing untuk bepergian dan bermukim di dalam wilayahnya, sehingga “Perjalanan ke Tiongkok” menjadi istilah pencarian populer di berbagai platform daring utama.
Pengunjung internasional kini dapat dengan mudah melakukan pembelian menggunakan ponsel pintar mereka dengan menghubungkan kartu kredit asing mereka ke aplikasi pembayaran seluler China yang banyak digunakan seperti Alipay dan WeChat Pay. Mereka juga memiliki akses ke sistem dukungan yang kuat yang mencakup hampir 70,000 cabang bank, 320,000 ATM, dan banyak lokasi penukaran mata uang di seluruh negeri.
Prakarsa-prakarsa ini terbukti efektif. Sejak penerapan kebijakan transit bebas visa selama 240 jam pada bulan Desember 2024, pelabuhan-pelabuhan Tiongkok telah menerima lebih dari 9 juta pelancong asing, yang menandai peningkatan sebesar 40.2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebagaimana dilaporkan oleh Administrasi Imigrasi Nasional pada hari Selasa. Di antara jumlah tersebut, 6.57 juta pelancong masuk tanpa visa, yang mewakili lebih dari 71 persen dari total pelancong.
Di terminal Wusongkou di Shanghai, penumpang kapal pesiar asing dapat memanfaatkan stasiun layanan lengkap yang menyediakan penukaran mata uang, pembelian kartu SIM, dan dukungan multibahasa dari para sukarelawan.
Selain Shanghai, berbagai kota pesisir lainnya di China mengalami peningkatan wisata pesiar.
Xiamen, yang terletak di Provinsi Fujian di Tiongkok timur, menyambut lima kapal pesiar internasional selama kuartal pertama tahun 2025, yang mendatangkan hampir 3,000 pengunjung asing. Khususnya, lebih dari 30 persen pelancong ini meninggalkan Tiongkok melalui kota-kota lain, yang menunjukkan peningkatan konektivitas antarwilayah di antara pelabuhan kapal pesiar.
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Stasiun Inspeksi Perbatasan Gaoqi di Xiamen telah menerapkan beberapa langkah inovatif. Langkah-langkah tersebut meliputi "pemeriksaan tersebar," yang memungkinkan kelompok tur pesiar untuk memproses imigrasi dalam kelompok yang lebih kecil dan berbeda, dan sistem berbasis kode QR untuk memudahkan masuk bagi penumpang yang kembali ke pelabuhan asal mereka.
Berkat inisiatif ini, proses pendaratan dan imigrasi kini dapat diselesaikan hanya dalam waktu 10 menit. Selain itu, awak kapal yang tetap berada di kapal tidak lagi diharuskan menunjukkan dokumen masuk dan keluar.
Tahun ini, Xiamen mengantisipasi tiga kedatangan kapal pesiar internasional tambahan, yang akan meningkatkan industri pelayaran kota dan memperkuat hubungannya dengan negara dan wilayah terdekat.
Di Tiongkok utara, Pelabuhan Pelayaran Internasional Tianjin juga mengalami perluasan. Sebagai pelabuhan pelayaran terbesar di kawasan tersebut, pelabuhan ini mengelola 105 kunjungan pelayaran internasional dan memfasilitasi 357,400 pergerakan penumpang pada tahun 2024. Untuk paruh pertama tahun 2025, diperkirakan akan ada 90 kedatangan dan keberangkatan kapal pesiar.