Republik Demokratik Rakyat Laos (PDR) akan menyambut para pemimpin pariwisata regional di Forum Pariwisata Mekong (MTF) 2025 di Luang Prabang, kota warisan dunia. Dalam wawancara khusus, HE Suanesavanh Vignaket, Menteri Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata (MICT), menyampaikan prioritas PDR Laos untuk pariwisata berkelanjutan, pengembangan masyarakat, dan kerja sama regional. Dengan Luang Prabang yang baru-baru ini diakui sebagai salah satu dari 100 Cerita Teratas Destinasi Hijau dan infrastruktur baru yang meningkatkan konektivitas dengan negara-negara tetangga, Menteri tersebut mengajak dunia untuk mengalami masa depan yang lebih terhubung, berkelanjutan, dan inklusif untuk pariwisata Subkawasan Mekong Raya.
- Republik Demokratik Rakyat Laos menyambut lebih dari 4 juta pengunjung pada tahun 2024, melampaui ekspektasi. Menurut Anda, strategi atau perkembangan utama apa yang paling berkontribusi terhadap keberhasilan ini?
Ya, pada tahun 2024, kami dengan bangga menyambut lebih dari 4.12 juta pengunjung internasional, menghasilkan lebih dari USD 1 miliar dalam pendapatan pariwisata. Pencapaian ini didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, Kereta Api Republik Demokratik Rakyat Laos-Tiongkok telah membuat perjalanan lintas batas lebih cepat dan lebih nyaman, terutama bagi wisatawan regional. Kedua, kampanye “Kunjungi Laos Tahun 2024” membantu menyoroti beragam penawaran pariwisata kami—dari keajaiban alam dan kota-kota bersejarah hingga wisata petualangan dan kebugaran. Kami juga meningkatkan kebijakan visa dan infrastruktur perbatasan, membuat masuknya wisatawan lebih mudah. Selain itu, pemasaran terkoordinasi dan pengembangan kapasitas di tingkat provinsi membantu memastikan pengalaman berkualitas tinggi di seluruh negeri. Ke depannya, kami juga mulai merangkul teknologi digital seperti jaringan 5G dan aplikasi seluler pariwisata untuk lebih meningkatkan layanan pengunjung dan mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan.
- Luang Prabang dengan bangga akan menjadi tuan rumah Forum Pariwisata Mekong (MTF) 2025. Seberapa pentingkah acara ini bagi Republik Demokratik Rakyat Laos dan Luang Prabang, dan apa yang dapat diharapkan oleh para delegasi?
Kami sangat tersanjung bahwa Luang Prabang telah dipilih menjadi tuan rumah Forum Pariwisata Mekong 2025. Kesempatan ini merupakan sumber kebanggaan yang besar tidak hanya bagi provinsi Luang Prabang tetapi juga bagi seluruh bangsa. Luang Prabang baru-baru ini diakui sebagai salah satu dari 100 Cerita Destinasi Hijau Terbaik tahun 2025, dan telah diakui atas komitmennya yang kuat terhadap pariwisata berkelanjutan dan pengembangan masyarakat. Selain itu, Luang Prabang saat ini sedang menerapkan Strategi Perkotaan Cerdas dan Terpadu. Proyek ini membantu kami dengan manajemen pariwisata yang lebih baik, perlindungan situs warisan, dan pembangunan perkotaan yang seimbang. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami untuk menyelaraskan pelestarian dengan inovasi seiring dengan terus berkembangnya pariwisata di wilayah tersebut.
MTF 2025 akan menawarkan kesempatan bagi para delegasi untuk merasakannya secara langsung. Selain program utama, kami mengundang para delegasi untuk menjelajahi beberapa permata tersembunyi di dekatnya seperti desa tembikar Ban Chan, Pusat Kerajinan Phanom, desa Kerajinan Sangkhong dan Sanghai. Tempat-tempat ini mencerminkan kekayaan warisan budaya dan keindahan alam yang membuat Luang Prabang benar-benar unik.
- Republik Demokratik Rakyat Laos dipuji sebagai "permata tersembunyi" Asia Tenggara yang siap untuk ledakan pariwisata. Apa prioritas negara tersebut untuk memastikan pertumbuhan pariwisata tetap berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat setempat?
Memang benar bahwa Republik Demokratik Rakyat Laos masih menjadi permata tersembunyi bagi banyak pengunjung internasional, tetapi kami secara bertahap menyambut semakin banyak wisatawan ke negara kami. Seiring dengan pertumbuhan ini, prioritas utama kami adalah memastikan bahwa negara ini berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah menempatkan penekanan kuat pada promosi pariwisata berkelanjutan dan pelestarian budaya sebagai pilar utama untuk pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang. Ini termasuk pengembangan desa budaya, revitalisasi adat istiadat tradisional, peningkatan perpustakaan, museum, dan situs warisan, dan penghapusan praktik yang sudah ketinggalan zaman. Fokus utama pendekatan kami adalah pariwisata berbasis masyarakat, di mana penduduk setempat menyediakan layanan dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan terkait pariwisata. Pada tahun 2024, lebih dari 60% bisnis pariwisata berlokasi di luar kota besar, yang menunjukkan bahwa kami menyebarkan peluang ke daerah pedesaan. Dengan dukungan berkelanjutan dari mitra pembangunan kami, kami berupaya untuk memperkuat kapasitas lokal dan memastikan bahwa pariwisata berkontribusi secara berarti bagi pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan.
- Dari peningkatan infrastruktur seperti Jalur Kereta Api Republik Demokratik Rakyat Laos-Tiongkok hingga jalan baru yang menghubungkan Vientiane dan Chiang Mai, bagaimana Anda melihat konektivitas membentuk masa depan pariwisata di Republik Demokratik Rakyat Laos dan Subkawasan Mekong Raya (GMS)?
Konektivitas yang lebih baik merupakan hal mendasar untuk memajukan pariwisata di GMS. Dalam hal ini, Kereta Api Republik Demokratik Rakyat Laos–Tiongkok telah memainkan peran transformatif, yang telah melayani lebih dari 480,000 penumpang lintas batas. Hubungan vital ini telah memfasilitasi perjalanan antara Republik Demokratik Rakyat Laos dan Tiongkok secara signifikan. Pada saat yang sama, jalan baru yang menghubungkan Vientiane dan Chiang Mai mengurangi waktu tempuh sekitar 3 jam dan membuka rute wisata baru yang menarik. Kami juga telah meluncurkan layanan bus lintas batas baru antara Udon Thani (di Thailand) dan Vang Vieng (di Republik Demokratik Rakyat Laos) yang semakin meningkatkan pilihan perjalanan darat bagi pengunjung. Selain darat dan kereta api, kami berupaya untuk meningkatkan konektivitas udara. Lao Airlines dan maskapai regional lainnya memperluas rute penerbangan yang menghubungkan Republik Demokratik Rakyat Laos dengan kota-kota utama ASEAN, seperti Bangkok, Hanoi, Ho Chi Minh, Kunming, dan Chiang Mai. Memperkuat layanan udara penting untuk mempromosikan perjalanan multi-tujuan yang lancar di seluruh kawasan.
Perkembangan ini memungkinkan wisatawan menjelajahi beberapa destinasi dalam satu perjalanan. Kami bekerja sama erat dengan mitra GMS untuk mengembangkan produk pariwisata multinegara dan mempromosikan rute regional. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya tarik kawasan secara keseluruhan, tetapi juga memastikan bahwa manfaat pariwisata dirasakan oleh semua negara GMS.
- Banyak provinsi, seperti Khammouane dan Vientiane, memperkenalkan atraksi baru dan inisiatif ekowisata. Seberapa pentingkah pengembangan pariwisata berbasis provinsi dan komunitas bagi strategi pariwisata nasional Republik Demokratik Rakyat Laos?
Pengembangan pariwisata berbasis provinsi dan masyarakat merupakan pilar utama strategi pariwisata nasional Republik Demokratik Rakyat Laos. Setiap provinsi kami menawarkan pengalaman yang unik dan autentik, dan kami bertujuan untuk memastikan bahwa manfaat pariwisata menjangkau masyarakat lokal di seluruh negeri. Misalnya, provinsi Khammouane tengah mengembangkan aktivitas wisata petualangan ekologi seperti zip-lining dan kayak. Sementara itu, Vientiane Capital telah meluncurkan inisiatif “Pariwisata Berkelanjutan Vientiane”, yang memadukan teknologi baru, peningkatan infrastruktur, dan pilihan transportasi ramah lingkungan untuk meningkatkan pengalaman pengunjung sekaligus mempromosikan keberlanjutan.
Untuk mendukung upaya ini, kami telah mendirikan Destination Management Network (DMN). Platform ini menyatukan para pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta di tingkat nasional dan provinsi. Melalui DMN dan kemitraan strategis publik-swasta, kami mempromosikan model pariwisata berkelanjutan yang tidak hanya mendukung mata pencaharian lokal, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
- Republik Demokratik Rakyat Laos telah secara proaktif mendukung sejumlah inisiatif terkait ekowisata dalam kerangka kerja sama pariwisata ASEAN. Dapatkah Anda memberi tahu kami lebih lanjut tentang Standar Ekowisata ASEAN dan peran Republik Demokratik Rakyat Laos dalam mengembangkan inisiatif regional seperti Koridor Ekowisata ASEAN?
Ya, ekowisata merupakan salah satu prioritas nasional utama kami. Republik Demokratik Rakyat Laos telah mengambil peran aktif dalam mengembangkan ekowisata di bawah kerangka kerja sama pariwisata ASEAN. Kami merasa terhormat untuk bertindak sebagai koordinator negara utama dalam pengembangan Standar Ekowisata ASEAN, yang menyediakan seperangkat pedoman penting yang dirancang untuk meningkatkan kualitas, keberlanjutan, dan konsistensi pengalaman ekowisata di seluruh kawasan. Selain itu, kami juga secara aktif mendukung pembentukan Koridor Ekowisata ASEAN, yang bertujuan untuk mendorong wisatawan menjelajahi daerah alami dan pedesaan secara bertanggung jawab di berbagai negara ASEAN.
Di Republik Demokratik Rakyat Laos, kami bangga menawarkan berbagai pengalaman wisata berbasis alam, termasuk kunjungan ke taman nasional, kawasan lindung, dan komunitas etnis minoritas. Misalnya, Taman Nasional Nam Et–Phou Louey menawarkan pengalaman unik untuk melacak satwa liar, sementara Dataran Tinggi Bolaven menyediakan kesempatan untuk trekking yang indah. Kami percaya bahwa mempromosikan ekowisata tidak hanya berkontribusi pada konservasi lingkungan dan pelestarian budaya, tetapi juga secara langsung mendukung mata pencaharian masyarakat lokal di seluruh wilayah kami.
- Negara-negara GMS telah memperkuat kerja sama pariwisata regional. Bagaimana Anda membayangkan Republik Demokratik Rakyat Laos bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk mempromosikan perjalanan multi-negara dan pariwisata berkelanjutan?
Subkawasan Mekong Raya (GMS) memiliki potensi besar untuk pariwisata lintas batas, didorong oleh warisan budaya bersama, lanskap alam, dan peningkatan konektivitas. Republik Demokratik Rakyat Laos bekerja sama erat dengan negara-negara tetangga GMS melalui kerangka kerja regional seperti Program Kerja Sama Ekonomi GMS dan kerja sama pariwisata ASEAN untuk mempromosikan perjalanan multinegara dan pariwisata berkelanjutan. Kami terlibat dalam upaya kolaboratif dengan negara-negara anggota GMS untuk meningkatkan konektivitas infrastruktur, mengembangkan produk perjalanan bersama, dan mempromosikan sirkuit pariwisata tematik yang menghubungkan situs budaya, alam, dan warisan kami di seluruh kawasan. Selain itu, Republik Demokratik Rakyat Laos berpartisipasi dalam inisiatif yang mendukung standar pariwisata berkelanjutan, pengembangan kapasitas, dan berbagi pengetahuan di antara negara-negara GMS. Melalui upaya kolektif ini, kami bertujuan untuk menumbuhkan lanskap yang lebih inklusif, tangguh, dan saling terhubung di GMS.
- Republik Demokratik Rakyat Laos dikenal memiliki pemimpin perempuan yang tangguh di bidang pariwisata, termasuk Anda sendiri, wakil menteri, beberapa pejabat senior, serta pemimpin masyarakat setempat. Bagaimana Anda melihat peran perempuan dalam membentuk masa depan pariwisata di Republik Demokratik Rakyat Laos?
Perempuan memainkan peran penting di semua tingkatan sektor pariwisata Republik Demokratik Rakyat Laos. Di tingkat nasional, Kementerian Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata bangga memiliki banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan, termasuk Wakil Menteri dan beberapa Direktur Jenderal. Di tingkat masyarakat, perempuan berada di garis depan, mengelola wisma tamu, memimpin koperasi kerajinan tangan, memandu pengunjung, dan mengelola lokasi ekowisata. Selain itu, kami juga terdorong oleh upaya organisasi, seperti Asosiasi Perempuan Penyandang Disabilitas yang membantu membawa kerajinan tangan Laos ke pasar global. Hal ini mencerminkan bahwa pariwisata di Republik Demokratik Rakyat Laos menjadi lebih inklusif, mendukung perempuan, kaum minoritas, dan penyandang disabilitas.
Pada tahun 2024, perempuan mewakili lebih dari 55% tenaga kerja pariwisata di Republik Demokratik Rakyat Laos. Sejalan dengan terus berkembangnya sektor pariwisata, kami tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa pembangunan pariwisata tidak meninggalkan siapa pun. Kami bertujuan untuk memberdayakan perempuan, kelompok etnis minoritas, dan kelompok rentan untuk berpartisipasi penuh dan memperoleh manfaat dari peluang yang disediakan oleh pariwisata.
- Memandang ke depan setelah tahun 2025, apa visi Anda untuk pengembangan pariwisata PDR Laos, dan bagaimana mitra dan wisatawan internasional dapat mendukung perjalanan menuju masa depan pariwisata yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan?
Visi kami adalah membangun sektor pariwisata yang inklusif, tangguh, dan berakar kuat pada keberlanjutan. Kami sangat berkomitmen untuk melestarikan identitas budaya PDR Laos yang kaya, mendukung masyarakat lokal, dan menjaga warisan alam kami. Tujuan kami adalah untuk terus menawarkan pengalaman autentik yang mencerminkan jati diri kami, memastikan bahwa pariwisata membawa manfaat bagi semua, sekaligus menghormati lingkungan dan nilai-nilai budaya kami.
Kami menyambut baik kemitraan internasional untuk mendukung berbagai bidang seperti pelatihan dan pengembangan kapasitas, pengelolaan destinasi berkelanjutan, transformasi digital, dan ketahanan iklim. Pada saat yang sama, kami mendorong para wisatawan untuk mengunjungi Republik Demokratik Rakyat Laos dengan hati terbuka dengan memilih opsi yang ramah lingkungan, mendukung bisnis lokal, dan menghormati nilai-nilai budaya kami. Melalui upaya dan kerja sama bersama, kami yakin bahwa Republik Demokratik Rakyat Laos dapat menjadi model pariwisata berkelanjutan tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di seluruh dunia.
Prioritas dan visi yang dibagikan oleh HE Suanesavanh Vignaket mencerminkan semangat MTF 2025 — sebuah forum untuk memajukan pariwisata berkelanjutan dan inklusif di Subkawasan Mekong Raya.