Berbicara dengan tema, “Membangun Ketahanan Pariwisata Melalui Transformasi Digital,” Menteri Bartlett menyampaikan seruan tersebut dalam pidato utamanya untuk menandai pembukaan Konferensi dan Ekspo Ketahanan Pariwisata Global ke-3, yang berlangsung dari tanggal 17-19 Februari 2025, di Princess Grand Jamaica Resort, Hanover.
Komentarnya muncul saat mitra pariwisata memperingati Hari Ketahanan Pariwisata Global yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 17 Februari 2025. Menteri Bartlett mengatakan: “Dari kecerdasan buatan hingga analisis data, dari pengalaman realitas virtual hingga transparansi berbasis blockchain, dunia digital menawarkan kepada kita perangkat luar biasa untuk mengantisipasi tantangan dan menemukan solusi inovatif.”
Konferensi ini telah menarik peserta dari jauh, termasuk Afrika dan Arab Saudi dengan dua kandidat yang bersaing untuk menggantikan Yang Mulia Zurab Pololikashvili sebagai Sekretaris Jenderal Pariwisata PBB yang juga hadir.

Menteri Bartlett menganjurkan penggunaan teknologi digital yang memungkinkan data dan analitik waktu nyata, termasuk pemantauan arus perjalanan, tren konsumen, dan potensi risiko, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan proaktif.
Ia juga menyebut keterlibatan dan pemasaran virtual sebagai peluang besar untuk menyediakan pengalaman mendalam yang dapat menjaga destinasi tetap diingat bahkan selama jeda perjalanan, serta manajemen destinasi cerdas untuk meningkatkan pengalaman pengunjung melalui tiket digital, manajemen keramaian, dan rencana perjalanan yang dipersonalisasi yang mempromosikan keberlanjutan dan keaslian.
Menteri Bartlett juga mengidentifikasi komunikasi krisis yang kuat sebagai manfaat utama dalam merangkul teknologi digital, dengan mencatat bahwa hal ini akan memfasilitasi “komunikasi yang cepat dan jelas dengan para pemangku kepentingan, pelancong, dan masyarakat lokal di saat krisis.”
Ia memberi nasihat kepada delegasi konferensi:
“Dengan memadukan perangkat digital ini ke dalam strategi pariwisata kita, kita dapat mengantisipasi gangguan, merespons krisis secara efektif, dan memastikan keberlanjutan sektor penting ini.”
Menteri Bartlett yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Ketahanan dan Manajemen Krisis Pariwisata Global (GTRCMC), yang berkantor pusat di Jamaika, mengungkapkan bahwa "GTRCMC akan meluncurkan serangkaian inisiatif berbasis AI yang dirancang untuk meningkatkan destinasi di seluruh dunia—mulai dari program pelatihan dan pengembangan kapasitas khusus hingga upaya kepemimpinan pemikiran dan advokasi. Dengan membekali pemangku kepentingan pariwisata dengan keterampilan digital mutakhir, kami bertujuan untuk membentuk kembali industri, menjadikannya lebih gesit, inklusif, dan siap menghadapi masa depan."