Apakah wisatawan Jepang menyebarkan virus Corona tanpa disadari?

Draf Otomatis
corona
Avatar Juergen T Steinmetz
Ditulis oleh Juergen T Steinmetz

Seorang pria Jepang dinyatakan positif mengidap penyakit virus korona baru (COVID-19) tak lama setelah kembali dari kunjungan ke Indonesia, lapor penyiar publik Jepang NHK.

Ini adalah kali kedua pengunjung kembali dari Indonesia ke Jepang dan didiagnosis dengan virus Corona. Sebelum seorang pria China kembali dan terkena virus.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas Indonesia, tidak ada virus di Indonesia. Tujuan wisata populer Bali tidak memiliki kasus virus corona. Apakah itu keberuntungan—atau ujian yang buruk? Ini adalah sebuah pertanyaan diminta minggu lalu oleh Foreign Policy News.

Seorang pengunjung Jepang yang kembali dari Hawaii, AS ke Jepang seminggu yang lalu juga terkena virus dan Hawaii bebas COVID-19 menurut Pejabat Kesehatan Hawaii. Sejak jangka waktu penyebaran virus meningkat dari 2 menjadi 4 minggu wisatawan seperti turis Jepang ini dan turis lain dari Korea Selatan yang mengunjungi Israel baru-baru ini, mungkin bisa menyebarkan virus tanpa menyadarinya.

Menurut laporan NHK, pemerintah metropolitan Tokyo mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pria itu, seorang penduduk Tokyo berusia 60-an, telah terinfeksi oleh virus korona baru.

Pria itu, seorang anggota staf dari fasilitas perawatan senior, mengunjungi institusi perawatan kesehatan pada 12 Februari setelah dia mengembangkan "gejala seperti flu", tetapi kembali ke rumah pada hari yang sama karena dia tidak didiagnosis dengan pneumonia. Dia kembali bekerja di panti jompo pada 13 Februari. Dia menghabiskan 14 Februari di rumah dan kemudian dilaporkan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk liburan keluarga pada 15 Februari. 

Laporan NHK tidak merinci tujuan pasti pria itu di Indonesia.

Pria itu dirawat di rumah sakit sekembalinya ke Jepang pada 19 Februari karena kesulitan bernapas yang parah, dan dikatakan berada dalam "kondisi serius".

Siaran pers dari Tokyo Novel Coronavirus Infectious Disease Control Center di situs web pemerintah metropolitan Tokyo menyatakan bahwa seorang penduduk Tokyo berusia 60-an telah dites positif mengidap penyakit tersebut dan awal gejalanya terjadi pada 12 Februari. 

Namun, rilis tersebut tidak menyebutkan riwayat perjalanan ke Indonesia, hanya mengatakan bahwa pria tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke China dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya gejala. Kondisi pasien terdaftar sebagai "serius".

Tentang Penulis

Avatar Juergen T Steinmetz

Juergen T Steinmetz

Juergen Thomas Steinmetz terus bekerja di industri perjalanan dan pariwisata sejak remaja di Jerman (1977).
Dia menemukan eTurboNews pada tahun 1999 sebagai buletin online pertama untuk industri pariwisata perjalanan global.

Bagikan ke...