Ketika Rwanda menutup perbatasannya dengan Uganda di Gatuna mengklaim sedang mengerjakan pembangunan satu atap. Rwanda kemudian menghentikan warganya memasuki Uganda dengan klaim bahwa Uganda bermusuhan sementara kargo dialihkan ke perbukitan Mirama dan Kyanika di distrik Ntungamo dan Kisoro, masing-masing.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Perwakilan Tetap Uganda untuk PBB Adonia Ayebare, pemerintah Rwanda telah memutuskan untuk membuka kembali perbatasannya pada 31 Januari.st.
Menurut pernyataan itu, pembukaan kembali perbatasan mengikuti pertemuan baru-baru ini antara komandan pasukan darat UPDF dan putra pertama Letnan Jenderal Muhoozi Kainerugaba dan Presiden Paul Kagame.
Sementara itu, pemerintah menambahkan bahwa otoritas kesehatan Rwanda dan Uganda akan bekerja sama untuk menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memfasilitasi pergerakan dalam konteks COVID-19.
Rwanda lebih lanjut menyatakan komitmen untuk menyelesaikan masalah yang tertunda antara mereka dan Uganda dan berharap bahwa pembukaan kembali perbatasan berfungsi sebagai mekanisme cepat untuk menormalkan hubungan pahit antara kedua negara.
Pembukaan ini merupakan kabar baik bagi kerja sama Afrika Timur, termasuk pariwisata, menurut forum operator tur Rwanda.