Bisakah India memperlambat gelombang mematikan kedua COVID-19?

Bisakah India memperlambat gelombang mematikan kedua COVID-19?
covidindia
Avatar Juergen T Steinmetz
Ditulis oleh Juergen T Steinmetz

Negara dengan 1.4 miliar penduduk di jejak Asia dan Timur Tengah menjadi ancaman besar ketika COVID-19 merebak. Ini adalah situasi yang mungkin menjadi wajah India.

  1. India memiliki lebih dari 11 juta kasus COVID-19 tetapi populasi hampir 1.4 miliar.
  2. Bahkan sejumlah besar infeksi baru dapat menjauhkan India dari statistik teratas negara yang terinfeksi.
  3. Bahaya di India adalah infeksi terkonsentrasi di kota dan negara bagian tertentu.

Saat ini terdapat 11,686,330 kasus COVID yang dilaporkan dalam setahun terakhir, ketika Perdana Menteri Narendra Modi melakukan lockdown secara nasional tepat setahun yang lalu pada tanggal 23 Maret.

Saat ini India mencatat 40,611 kasus baru dan 197 kematian lebih dengan total sekarang 160,200 terdaftar.

India memiliki 1,389,790,186 warga hingga hari ini. Berdasarkan jumlah penduduk 8,409 dari 1 juta yang terjangkit virus tersebut, menempatkan India pada urutan ke-125 di dunia.

India memiliki 115 kematian dari satu juta orang dan menempatkan negara ini pada posisi 118 di dunia.

Dengan 168,691 tes per satu juta India sebagai nomor 114 di dunia.
Mengingat COVID-19 yang terukur di 219 negara Indonesia berada di tengah deretan persaingan mengerikan kesehatan dan kematian ini.

Dengan vaksin yang tersedia sekarang, beberapa ahli mendukung peningkatan besar-besaran dalam upaya imunisasi pemerintah untuk melindungi mereka yang rentan. Menyusul lonjakan kasus COVID-19 di Mumbai, Pune, dan kota-kota lain, seruan untuk memperluas cakupan program vaksinasi semakin kuat dan keras.

Dunia sedang menghadapi lonjakan lain dalam penyebaran virus ini, dan sayangnya, India menunjukkan arah yang sama.

Kemarin India mencatat kenaikan satu hari tertinggi kasus COVID-19 dalam empat setengah bulan terakhir dengan 46,951 infeksi baru.

Gelombang baru COVID-19 yang mungkin terjadi di India ini adalah berita buruk dan pembatasan baru mungkin akan segera terjadi.

Setahun setelah penguncian virus corona diumumkan pada 23 Maret, ancaman tersebut masih jauh dari selesai dengan India mengalami lonjakan lagi dalam jumlah infeksi.

Tentang Penulis

Avatar Juergen T Steinmetz

Juergen T Steinmetz

Juergen Thomas Steinmetz terus bekerja di industri perjalanan dan pariwisata sejak remaja di Jerman (1977).
Dia menemukan eTurboNews pada tahun 1999 sebagai buletin online pertama untuk industri pariwisata perjalanan global.

Bagikan ke...