Pesawat militer AS telah mengevakuasi lebih dari 500 warga Amerika yang terjebak di pulau St. Maarten di Karibia, yang hancur akibat Badai Irma dan kini menghadapi kemungkinan kerusakan lebih besar akibat Badai Jose. Diperkirakan lebih dari 5,000 warga Amerika masih tinggal di pulau yang dikelola bersama oleh Perancis dan Belanda.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan: “Keselamatan dan keamanan warga negara AS di luar negeri adalah prioritas utama kami. Selama 24 jam terakhir, Departemen Luar Negeri AS telah bekerja sama erat dengan Departemen Pertahanan untuk membantu lebih dari 500 warga Amerika dalam evakuasi udara dari Pulau [St. Maarten], dimulai dari mereka yang membutuhkan perawatan medis mendesak.
Operasi Militer AS akan diperluas seiring dengan membaiknya kondisi cuaca setelah Badai Jose melewati pulau tersebut.
Penerbangan evakuasi dimulai Jumat malam ketika pesawat Garda Nasional C-130 terbang ke pulau itu dari Puerto Rico untuk mengevakuasi mereka yang membutuhkan perawatan medis paling mendesak.
Amerika Serikat tidak memiliki konsulat di St. Maarten sehingga sulit mengumpulkan informasi tentang warga Amerika yang masih berada di pulau tersebut.
Beberapa orang Amerika yang diwawancarai oleh ABC News setibanya mereka di San Juan, Puerto Rico menggambarkan situasi menyedihkan di St, Maarten selama dan setelah badai. Beberapa menggambarkan bagaimana mereka memindahkan sofa dan tempat tidur untuk menghalangi jendela yang menghadap ke laut di kamar hotel mereka saat Irma mengamuk di luar.
Yang lain menggambarkan para penjarah yang mencuri dompet dari para tamu hotel dan bagaimana militer Belanda tiba di hotel mereka untuk mencari orang-orang yang baru saja merampok bank.
Departemen Luar Negeri mengoperasikan gugus tugas 24 jam untuk mengoordinasikan tanggapan pemerintah AS terhadap Irma dan Jose